Sabtu, 21 Juli 2012

Kutu Loncat di DPR, Demokrasi Dinilai Identik dengan Uang


Jakarta Sebanyak 37 anggota DPR dari berbagai parpol berkomitmen bergabung dengan Nasdem pada Pemilu 2014 mendatang. Pengamat politik LIPI Siti Zuhro menilai ideologi demokrasi di Indonesia yang ditampilkan identik dengan uang.

Karena Partai Nasdem memang menjanjikan akan memberikan uang modal kampanye sekitar Rp 5-10 miliar kepada caleg DPR RI. Angka ini juga diakui banyak parpol sangat besar, mengingat selama ini caleg yang biasa diminta membayar iuran ke parpol.

"Hal ini semakin meneguhkan bahwa demokrasi yang ada di indonesia dan yang berkembang sebenarnya demokrasi yang ideologinya identik dengan uang. Istilahnya tidak akan ada aktivitas demokrasi tanpa adanya modal, akhirnya semata-mata modal, akhirnya semata-mata uang," keluh Siti.

Hal ini disampaikan Siti kepada detikcom, Sabtu (21/7/2012).

Menurut Siti pergeseran nilai ideologi ini sudah sangat menghawatirkan. Karena sebenarnya demokrasi di Indonesia dimaknai sebagai pembelajaran politik yang sehat kepada masyarakat. Karena banyaknya kutu loncat di DPR, kepercayaan masyarakat terhadap DPR pun dinilai akan semakin menipis.

"Harapan bahwa Pemilu melahirkan anggota DPR yang lebih baik semakin berat. Tidak ada yang menunjukkan secara konkret, kecenderungannya saja mengarah kepada uang," kritiknya.

Bagaimanapun budaya kutu loncat sangat tidak baik bagi demokrasi. Politik transaksional juga membuat demokrasi tidak berjalan secara sehat.

"Seperti yang kita punya Ahok kan juga kutu loncat, ini kan harus ditelisik. Dalam arti bukan like and dislike tapi proses demokrasi kita ke depan mengarah ke mana. Kalau politik transaksional menghasilkan uang akan menghasilkan kader yang pragmatis dan oportunistik yang orientasinya ke atas bukan ke bawah. Jadi orientasinya bukan rakyat," pungkasnya.

(van/ndr)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar