Minggu, 05 Agustus 2012

Taipan Tangguh yang Dihormati

Salah satu taipan berpengaruh di Indonesia ini sudah malang melintang di dunia bisnis sejak tahun 70-an. Lewat payung Grup Saratoga dan Grup Suryaraya, ia mengendalikan sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang batu bara, infrastruktur telekomunikasi, operator telekomunikasi, otomotif, agrobisnis, kimia, hotel, dan perdagangan.

  • biografi tokoh indonesia edwin soeryadjaya
Show/Hide...
Edwin Soeryadjaya lahir di Jakarta, 17 Juli 1949 dari pasangan pengusaha William Soeryadjaya dan Lily Anwar. Seperti pada umumnya masyarakat Tionghoa yang dikenal pandai berbisnis, Edwin pun mewarisi bakat berdagang dari ayahnya. Pria yang wafat pada 2 April 2010 itu merintis usahanya sebagai pedagang kertas hingga berhasil mendirikan perusahaan besar PT Astra International.
Dengan gelar Bachelor of Business Administration dari University of Southern California yang disandangnya sejak tahun 1974, Edwin pun mantap mengikuti jejak orangtuanya. Karirnya dimulai pada 1978 di perusahaan keluarga Soeryadjaya, Astra. Hampir sepuluh tahun setelah debutnya, Edwin mulai dipercaya untuk menangani restrukturisasi keuangan di tubuh PT Astra hingga tahun 1990 dan berhasil membawa PT Astra menjadi perusahaan publik di Februari 1990, bahkan termasuk IPO (Initial Public Offering) terbesar di Indonesia di masa itu.
Namun bukan perjuangan namanya jika tidak disertai aral dan rintangan. Demikian pula yang pernah menimpa dinasti bisnis Soeryadjaya saat Bank Summa yang dipimpin Edward, kakak kandung Edwin, terlilit masalah pelik yang berujung pada lepasnya PT Astra. Mendapati kenyataan pahit itu, seketika hatinya pun remuk, merasa kehilangan pegangan hidup dan mengira dirinya sudah mati. Namun semangat dan optimisme dalam menjalani hidup yang selalu diajarkan sang ayah, melecutkan nyalinya untuk terus berusaha agar dapat kembali menjadi yang terbaik.
Pada Februari 1993, Edwin harus merelakan posisinya sebagai Vice President Director Astra yang telah dipegangnya selama bertahun-tahun. Setelah itu, putra kedua dari empat bersaudara ini mendirikan perusahaan investasi miliknya sendiri. Tahun 1995, ia terlibat dalam perjanjian PT AriaWest International dengan USWest yang sekarang bernama AT&T, perusahaan telekomunikasi Amerika Serikat dan AIF. Masih di tahun yang sama, pria bernama Tionghoa Tjia Han Pun ini juga sempat merambah bisnis makanan dengan membuka gerai Carlâs Jr. di lantai II Gedung Bursa Efek Jakarta. Selanjutnya pada 1997, Edwin mendirikan PT Advanced Interconnect Technologies di Batam bersama New Bridge Capital yang nilainya mencapai US$ 100 juta.

Dalam mendefinisikan wirausahawan, Edwin mengatakan bahwa wirausahawan adalah seseorang yang mempunyai ide yang bisa dikembangkan sebagai suatu usaha yang bisa menguntungkan berbagai pihak.

Setahun kemudian, ayah tiga anak ini menggandeng pengusaha muda Sandiaga Uno mendirikan perusahaan investasi dengan nama Saratoga Capital. Perusahaan tersebut saat ini nilainya tak kurang dari ratusan juta US$. Lewat payung Saratoga juga, Edwin mengendalikan sejumlah perusahaan mulai dari batu bara, infrastruktur telekomunikasi, operator telekomunikasi, hingga otomotif.
PT Adaro Energy, Tbk adalah salah satu perusahaan Saratoga di bidang pertambangan batu bara yang didirikan tahun 2004 dimana nilai sahamnya pernah masuk dalam jajaran saham unggulan (blue chips). Lewat Saratoga juga, Edwin Soeryadjaya mengendalikan perusahaan infrastruktur telekomunikasi, PT Infrastruktur Menara Bersama.
Dari hasil bisnis inilah, Edwin Soeryadjaya memperoleh kekayaan terbesarnya. Melalui Adaro Energy, Edwin mengumpulkan kekayaan senilai 1,6 miliar dollar AS atau Rp 13,6 triliun dan tercatat sebagai orang terkaya peringkat ke-13 dunia versi majalah Forbes yang dirilis Maret 2011.
Pada tahun 1999, Astra menandatangani program restrukturisasi utang. Hasilnya, konsorsium Jardine Cycle & Carriage menguasai 40 persen saham Astra pada tahun 2000. Di tahun yang sama, tepatnya bulan Mei 2000, Edwin kembali berkiprah di Astra setelah ia terpilih sebagai salah satu komisaris. Kini, selain berkonsentrasi di Astra, Edwin juga menjadi tokoh utama di Suryaraya, grup usaha yang menggarap sektor agrobisnis, kimia, hotel, perdagangan, dan lainnya. Sebagai anak yang paling sering mendampingi almarhum William Soeryadjaya, Edwin agaknya ingin mewujudkan mimpi ayahnya yang memiliki obsesi di bidang agrobisnis.
Pada tahun 2011, Edwin Soeryadjaya tengah mengincar beberapa bisnis baru. "Pengusaha selalu melihat peluang di saat susah dan senang. Kita harus ada positive thinking untuk melakukan yang terbaik dalam saat apapun," ujar Edwin saat ditemui dalam sebuah forum temu alumni University of Southern California [USC] di Jakarta seperti dikutip dari situs www.beritasatu.com.
Menurut peraih penghargaan "Entrepreneur of the Year" versi Ernst&Young tahun 2010 ini, keadaan ekonomi saat ini membuka peluang untuk niatnya itu. Ia mengungkapkan bahwa saat ini keadaan politik Indonesia bisa dibilang stabil dan hal tersebut memberi kepercayaan diri bagi investor.
Dalam kesempatan itu, Edwin pun menambahkan bahwa Saratoga Capital baru saja menggandeng Tiger Airways untuk mengakuisisi Mandala Airlines. Ia berharap ekonomi terus tumbuh sehingga mobilitas orang juga terus tumbuh dan butuh transportasi. Edwin mengatakan, baik Saratoga dan Tiger Airways sama-sama melihat bahwa masih banyak room to grow di sektor industri ini. Namun menurutnya pula, terlalu dini untuk membicarakan rencana IPO Mandala karena masih harus menunggu ijin terbang.
Masih di tahun 2011, Edwin Soeryadjaya masuk dalam daftar Ernst & Young (E&Y) World Entrepreneur Of The Year 2011 Hall of Fame bersama dengan 50 pengusaha kelas dunia lainnya. Ia mengungguli sejumlah finalis antara lain Antarina SF Amir (High Scope Indonesia Institute), Elang Gumilang (Elang Group), Erwin Aksa (Bosowa), dan Reggy Wijaya (PT Tetra Konstruksindo).
E&Y mencatat, perjalanan kehidupan Presiden Komisaris PT Adaro Energy Tbk ini mulai dari tahun 1993, saat keluarganya kehilangan kendali atas perusahaan mereka yang nilainya milaran dollar AS. "Dengan berbagai rintangan, Edwin berhasil membangun kembali kesuksesan yang dulu hilang. Dan delapan belas tahun setelah perusahan Bapaknya runtuh, Edwin berhasil masuk kembali sebagai orang yang dihormati dalam komunitas bisnis di Indonesia," sebut lembaga ini seperti yang dilansir situs berita Kompas.com.
Kini Saratoga menjadi salah satu kelompok usaha yang dihormati dan bisa dihubungkan dengan integritas, transparansi, dan keuntungan. "Melalui inovasi dan kepemimpinan dengan jiwa wirausaha, Saratoga berhasil mengembangkan portofolio perusahaannya, termasuk ke dalam sektor pertambangan, pelayaran, telekomunikasi, sumber energi, dan pertanian," lanjut E&Y.
Sebagai orang yang telah puluhan tahun malang melintang di dunia bisnis, Edwin memiliki sejumlah tips agar seseorang bisa menjadi seorang wirausahawan yang berhasil dalam menggapai tujuan dari usaha yang didirikannya. Edwin berpendapat, seorang wirausahawan harus mau berusaha dengan gigih dan jangan mudah menyerah. Seseorang yang ingin menjadi seorang wirausahawan juga harus memiliki kemauan yang kuat serta mimpi untuk diwujudkan.
Dalam mendefinisikan wirausahawan, Edwin mengatakan bahwa wirausahawan adalah seseorang yang mempunyai ide yang bisa dikembangkan sebagai suatu usaha yang bisa menguntungkan berbagai pihak. Berbagai stakeholder (pemangku kepentingan) yang harus diuntungkan adalah pemerintah, konsumen, karyawan, dan pemegang saham. Ia juga melihat Indonesia sebagai sebuah negara yang memiliki banyak kesempatan sehingga ia mengutarakan harapannya agar semakin banyak pula orang di Indonesia yang bertekad menjadi wirausahawan. muli, red
© ENSIKONESIA - ENSIKLOPEDI TOKOH INDONESIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar