18 Agu 2012 at 10:41am
Padang(CARE)- Kita sering mendengar atau membaca petuah bijak “ Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah “. Tapi kini Paradigma itu bergeser menjadi “ Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah merekayasa sejarah ”
28 Februari 2011 tepat satu abad
kelahiran Tokoh Nasional yang terlanjur di cap sebagai Pemberontak.Tokoh
yang berjasa menyelamatkan bangsa ini dari kekosongan Pemimpin ketika
Presiden Soekarnao beserta Wapres M.Hatta di tangkap Belanda dalam
Agresi Militer ke Ibukota RI ; Jogjakarta 19 Desember 1948 dan di
asingkan ke Bangka.Atas Perintah Presiden Soekarno mandat pemerintahan
diserahkan kepada Mr Sjafruddin Prawiranegara sebagaimana tertulis dalam
Telegram resmi Presiden Soekarno
“ Kami, Presiden Republik
Indonesia memberitakan bahwa pada hari minggu tgl 19 Desember 1948 djam 6
pagi Belanda telah memulai serangannja atas ibukota-jogjakarta. Djika
dalam keadaan Pemerintah tidak dapat mendjalankan kewadjibannja lagi,
kami menugaskan kepada Mr Sjafruddin Prawiranegara Menteri Kemakmuran RI
untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatra ”.
Telegram tersebut tidak pernah sampai
ke Bukittinggi karena sulitnya komunikasi pada saat itu.Tapi ketika
mendengar berita penangkapan Presiden dan wakil Presiden sore harinya,
Mr Sjafruddin Prawiranegara langsung mengambil inisiatif senada dengan
perin Presiden Soekarno.
Dalam rapat sore harinya beliau
mengusulkan pembentukan pemerintah darurat untuk mengisi kekosongan
Kepala Negara sebagai Syarat Internasional agar Indonesia diakui sebagai
suatu Negara yang berdaulat.Atas usaha Pemerintah Darurat Indonesia
Belanda akhirnya mau berunding dan melalui perundingan Roem Royen
akhirnya Belanda membebaskan Presiden Soekarno dan Moh Hatta beserta dan
kawan kawan kembali ke Ibukota Jogjakarta pada tanggal 13 juli 1949.dan
diadakan rapat antara Pemerintahan Darurat RI dengan presiden Soekarno
salah satu agendanya adalah pengembalian Mandat dari Mr Sjafruddin
Prawiranegara kepada Ir Soekarno sebagai Presiden RI yang dilaksanakan
secara resmi pada tanggal 14 Juli 1949.
Itulah Fakta sejarah yang harus diakui
oleh Bangsa ini agar bisa menjadi bangsa yang BESAR. Menyelamatkan
Republik ini dari kekosongan Pemimpin agar diakui sebagi Negara oleh
Dunia Internasional
Liciknya Pemimpin Negeri ini : Kalau
Anda masuk ke Bina Graha era Orde baru Ada satu foto yang terpajang
besar dan mencolok dalam foto itu Jenderal Besar Soedirman dan Soeharto
masih muda.Tapi tahukan Anda kalau foto tersebut telah melalui proses
Cropping dengan memotong gambar Mr Sjafruddin Prawiranegara dan hanya
menampilkan Jend Besar Soedirman dan Soeharto .Entah apa motifnya,Yang
jelas pemimpin Negeri ini telah berbuat kezoliman pada Tokoh Yang
Melahirkan Republik ini.
INILAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BERDASARKAN FAKTA SEJARAH.
- Ir Soekarno : Presiden Pertama kemudian setelah perubahan dari Republik menjadi Republik Indonesia Serikat , Soekarno menjabat sebagai Presiden RIS
- Mr Sjafruddin Prawiranegara : Menjabat Presiden agar tidak terjadi kekosongan Pemimpin sebagai syarat agar Indonesia diakui sebagi Negara oleh dunia Internasional.
- Mr Assaat : Presiden Republik Indonesia terpisah dari RIS dan akhirnya melebur menjadi Negara kesatuan Republik Indonesia NKRI dibawah Presiden RIS Ir Soekarno pada tanggal 15 agustus 1950, ini berarti Mr Assaat menjabat Presiden selama 9 bulan.
- Soeharto
- BJ Habbie
- Abdurrahman wahid
- Megawati Soekarno Putri
- Soesilo Bambang Yudhoyono.
” BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG TIDAK PERNAH MELUPAKAN JASA PAHLAWAN DAN TIDAK MEREKAYASA SEJARAHNYA ”
(HASBI TANJUNG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar