TEMPO.CO, Jakarta
- Ribuan warga dan pendukung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur
DKI Jakarta, Jokowi-Basuki, memadati halaman posko kemenangan Jokowi,
di Jalan Borobudur Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat. Mereka berdatangan
dengan memakai kemeja kota-kotak untuk menghadiri acara "Halalbihalal
Jokowi-Basuki Bersama Rakyat".
"Saya pikir yang datang hanya
500 atau ribuan orang, tapi ternyata sampai puluhan ribu," kata Jokowi
yang masih menjabat sebagai Wali Kota Surakarta, Sabtu, 25 Agustus 2012.
Ia mengaku tidak mengundang banyak orang.
Menurut Jokowi,
kegiatan ini digelar agar dapat terjalin silaturahmi antara warga
masyarakat, sukarelawan, dan pendukung Jokowi-Basuki menuju persiapan
pemilihan gubernur putaran kedua pada 20 September mendatang. "Bisa
terjalin silaturahim untuk persiapan tanggal 20 September, strateginya
jalan ke kampung-kampung," ujarnya.
Lela, 44 tahun, warga
Cakung yang mengenakan baju hitam tanpa memakai baju kotak-kotak ini,
mengaku datang karena ikut suaminya--sukarelawan Jokowi-Basuki.
Peserta
lain, Buyung, 38 tahun, warga Cempaka Putih, datang karena mendapat
undangan melalui pesan pendek. Buyung mengaku ikut tergabung dalam klub
Jokower yang dibentuk oleh Partai PDI Perjuangan. "Kami datang sekitar
10 orang, saya dengan dua anak saya saja," ujarnya. "Ini kemauan saya
saja, tanpa dijanjikan, mendukung penuh Jokowi-Basuki," kata dia.
Tampak hadir dalam acara halalbihalal Jokowi-Basuki, beberapa artis dan
politikus, antara lain Setiawan Djodi, Achmad Albar, Ahmad Dhani, Rieke
Diah Pitaloka, Edo Kondologit, dan Dedi Gumelar alias Miing. Rieke Diah
Pitaloka dan Miing sebagai pembawa acara, sedangkan Edo Kondologit
mengisi acara dengan menyanyikan lagu Indonesia Pusaka.
Jokowi-Basuki datang menuju posko kemenangan sekitar pukul 12.00.
Sebelumnya, Jokowi-Basuki melakukan silaturahmi ke rumah Boy
Sadikin--putra mantan Gubernur Ali Sadikin, di Jalan Borobudur Nomor 2.
Kemudian Jokowi-Basuki berjalan beriringan bersama para sukarelawannya
menuju posko kemenangan. Sempat terjadi adu dorong dari warga dan
pendukung Jokowi-Basuki, yang ingin berjabat tangan langsung dengan
keduanya.
REPUBLIKA.CO.ID, Komisi untuk Orang Hilang dan Tindakan
Kekerasan (Kontras) mengeluarkan kronologis peristiwa rusuh Sampang
yang diterima mereka. Kekerasan terhadap muslim syiah di Dusun
Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kabupaten Sampang, Madura menurut
Kontras dilakukan oleh kelompok orang yang mengatasnamakan ahlul sunnah
wal jamaah (muslim sunni)
Sasaran para pelaku bukan saja Ustad
Tajul Muluk (pemimpin muslim Syiah di Nangkernang), tapi juga meluas ke
warga lain yang dinilai pengikut muslim syiah. Sejak bulan ramadhan dan
saat ramadhan (sekitar bulan Juni dan Agustus 2012), para pelaku telah
menebarkan ancaman dengan mengatakan akan menghabisi dan ‘menyembelih’
warga muslim syiah jika tetap berada di dusun Nangkareng seusai ramadhan
Pada tanggal 23 agustus 2012, pelaku melakukan sweeping terhadap
muslim syiah yang akan keluar kampung, termasuk para santri-santri warga
syiah yang hendak kembali ke pondok pesantren mereka yang berada diluar
Kota Sampang. Kejadian ini telah dilaporkan kepada aparat kepolisian,
namun tidak ada tindak lanjut.
Pada tanggal 26 Agustus 2012,
sekitar pukul 08.00 Wib, ratusan massa (diperkirakan 500 orang) membawa
senjata tajam berupa; celurit, pedang dan pentungan serta bom molotov
telah berkumpul di kampung Nangkernang.
Untuk mengantisipasi
terjadinya kekerasan, Iklil (abang kandung Ustad Tajul Muluk) melaporkan
ke pihak kepolisian Polsek Omben dan Polres Sampang melalui telepon
selulernya. Pihak kepolisian menanggapi laporan Iklil dengan mengirim 5
orang personil ke lokasi. Pada pukul 11.00 WIB, pelaku yang telah
berkumpul mulai menghadang anak-anak muslim syiah yang mau kembali ke
pesantren mereka di luar kota Sampang.
Para laki-laki dewasa
muslim syiah berusaha melindungi anak-anak dan istri mereka. Pelaku
terus menyerang dengan lemparan batu, bom molotov, dan menikam dengan
senjata tajam. Akibat penyerangan tersebut, satu orang bernama Hamama
(50 th) tewas, tujuh orang menderita luka kritis, serta puluhan orang
mengalami luka-luka.
Pelaku juga merusak dan membakar rumah warga
muslim syiah, tercatat 40 rumah warga dibakar dan dirusak, termasuk
rumah Ustad Tajul Muluk yang sebelumnya pernah dibakar oleh pelaku yang
sama.
Para pelaku terus meluaskan serangan meskipun aparat
kepolisian dan satuan Brimob telah berada di lokasi kejadian. Warga,
terutama perempuan dan anak-anak mengalami trauma dan mengungsi ke GOR.
Berdasarkan informasi, saat ini tercatat 53 anak-anak, 29 remaja dan 83 orang dewasa berada di lokasi pengungsian.
Padang(CARE)- Kita sering mendengar atau membaca petuah bijak “ Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah “. Tapi kini Paradigma itu bergeser menjadi “ Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah merekayasa sejarah ”
28 Februari 2011 tepat satu abad
kelahiran Tokoh Nasional yang terlanjur di cap sebagai Pemberontak.Tokoh
yang berjasa menyelamatkan bangsa ini dari kekosongan Pemimpin ketika
Presiden Soekarnao beserta Wapres M.Hatta di tangkap Belanda dalam
Agresi Militer ke Ibukota RI ; Jogjakarta 19 Desember 1948 dan di
asingkan ke Bangka.Atas Perintah Presiden Soekarno mandat pemerintahan
diserahkan kepada Mr Sjafruddin Prawiranegara sebagaimana tertulis dalam
Telegram resmi Presiden Soekarno
“ Kami, Presiden Republik
Indonesia memberitakan bahwa pada hari minggu tgl 19 Desember 1948 djam 6
pagi Belanda telah memulai serangannja atas ibukota-jogjakarta. Djika
dalam keadaan Pemerintah tidak dapat mendjalankan kewadjibannja lagi,
kami menugaskan kepada Mr Sjafruddin Prawiranegara Menteri Kemakmuran RI
untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatra ”.
Telegram tersebut tidak pernah sampai
ke Bukittinggi karena sulitnya komunikasi pada saat itu.Tapi ketika
mendengar berita penangkapan Presiden dan wakil Presiden sore harinya,
Mr Sjafruddin Prawiranegara langsung mengambil inisiatif senada dengan
perin Presiden Soekarno.
Dalam rapat sore harinya beliau
mengusulkan pembentukan pemerintah darurat untuk mengisi kekosongan
Kepala Negara sebagai Syarat Internasional agar Indonesia diakui sebagai
suatu Negara yang berdaulat.Atas usaha Pemerintah Darurat Indonesia
Belanda akhirnya mau berunding dan melalui perundingan Roem Royen
akhirnya Belanda membebaskan Presiden Soekarno dan Moh Hatta beserta dan
kawan kawan kembali ke Ibukota Jogjakarta pada tanggal 13 juli 1949.dan
diadakan rapat antara Pemerintahan Darurat RI dengan presiden Soekarno
salah satu agendanya adalah pengembalian Mandat dari Mr Sjafruddin
Prawiranegara kepada Ir Soekarno sebagai Presiden RI yang dilaksanakan
secara resmi pada tanggal 14 Juli 1949.
Itulah Fakta sejarah yang harus diakui
oleh Bangsa ini agar bisa menjadi bangsa yang BESAR. Menyelamatkan
Republik ini dari kekosongan Pemimpin agar diakui sebagi Negara oleh
Dunia Internasional
Liciknya Pemimpin Negeri ini : Kalau
Anda masuk ke Bina Graha era Orde baru Ada satu foto yang terpajang
besar dan mencolok dalam foto itu Jenderal Besar Soedirman dan Soeharto
masih muda.Tapi tahukan Anda kalau foto tersebut telah melalui proses
Cropping dengan memotong gambar Mr Sjafruddin Prawiranegara dan hanya
menampilkan Jend Besar Soedirman dan Soeharto .Entah apa motifnya,Yang
jelas pemimpin Negeri ini telah berbuat kezoliman pada Tokoh Yang
Melahirkan Republik ini.
INILAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BERDASARKAN FAKTA SEJARAH.
Ir Soekarno : Presiden Pertama kemudian setelah perubahan dari
Republik menjadi Republik Indonesia Serikat , Soekarno menjabat sebagai
Presiden RIS
Mr Sjafruddin Prawiranegara : Menjabat Presiden agar tidak terjadi
kekosongan Pemimpin sebagai syarat agar Indonesia diakui sebagi Negara
oleh dunia Internasional.
Mr Assaat : Presiden Republik Indonesia terpisah dari RIS dan
akhirnya melebur menjadi Negara kesatuan Republik Indonesia NKRI dibawah
Presiden RIS Ir Soekarno pada tanggal 15 agustus 1950, ini berarti Mr
Assaat menjabat Presiden selama 9 bulan.
Soeharto
BJ Habbie
Abdurrahman wahid
Megawati Soekarno Putri
Soesilo Bambang Yudhoyono.
” BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG TIDAK PERNAH MELUPAKAN JASA PAHLAWAN DAN TIDAK MEREKAYASA SEJARAHNYA ”
JAKARTA– Calon presiden (capres) alternatif diprediksi bakal menjadi
primadona dalam Pemilu 2014. Partai politik pun diperkirakan akan
memanfaatkan momentum ini untuk mengusung figur-figur alternatif.
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro
mengatakan, peluang capres alternatif untuk diusung parpol dan menjadi
primadona kemudian menang dalam Pilpres 2014 sangat tinggi. Ini
mengingat fenomena baru kekuatan elektabilitas figur yang jauh lebih
tinggi dibandingkan elektabilitas parpol.
Di samping itu, tingkat kepercayaan publik terhadap parpol yang
menurun memengaruhi sikap pemilih untuk kemudian mendukung capres
alternatif. “Sekarang banyak komunitas yang membuat prasyarat capres.
Tapi, masyarakat tidak mau memilih kucing dalam karung. Konstitusi kita
juga memberikan hak kepada siapa pun yang menjadi capres alternatif.
Jadi, nanti akan ada seleksi alam. Parpol yang memaksakan kehendaknya
juga akan gigit jari,” ungkap Siti di Jakarta kemarin.
Menurut Siti, kandidat capres yang sudah dimunculkan parpol saat ini
diperkirakan tidak akan bisa bergerak leluasa pada Pilpres 2014
mendatang. Sebab beberapa capres yang sudah muncul akan saling mengorek
dosa masa lalu.“Tentu, akan terjadi saling menjatuhkan, black campaign
antarmereka akan sangat terlihat. Tinggal kita yang menyeleksi
itu,”ungkapnya. Dia juga menilai capres yang mulai diusung parpol
terkesan memaksakan kehendak mereka kepada masyarakat.
Namun, menurut dia,kondisi seperti ini tidak apa-apa.Sebab,masyarakat
sudah mampu memberikan parameter tersendiri terhadap capres
2014.“Jadi,masyarakat Indonesia punya kriteria. Silakan partai
memaksakan kehendaknya, masyarakat punya kehendaknya pula,”pungkasnya.
Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Arie Sudjito
mengatakan, harus ada terobosan berupa ideologi pada Pilpres 2014
mendatang.
Menurut dia, jika hanya mengandalkan aktor atau figur semata, tidak
akan berbeda dengan pilpres sebelumnya. Artinya, tidak akan ada
terobosan mendasar yang akan dihasilkan, padahal demokrasi sudah
berkembang selama 10 tahun lebih. Dengan demikian, peningkatan kualitas
harus ditonjolkan. Jika tidak, Pilpres 2014 hanya akan menjadi mekanisme
rutinitas politik sebagai gejala yang biasa saja.
Terobosan itu, menurut dia, bukan hanya dilakukan dengan mengandalkan
peran parpol saja.Namun,yang utama adalah bagaimana mendorong pemilih
sebagai subjek yang paling menentukan karena sudah menjadi haknya untuk
bersuara. “Pendidikan politik harus didorong pada bagaimana rakyat
bersuara.Kemudian juga organisasi sipil harus bisa mengontrol parpol
yang condong oligarkis,”tandasnya.
Sementara itu Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari
berpendapat, kemunculan capres alternatif sejalan dengan citra parpol
yang sekarang ini mengalami kemerosotan dan keterpurukan. Karena itu,
ujarnya, tokoh-tokoh yang diusung akan mengalami posisi yang tidak
diharapkan. Sebab, menurut dia, opini dan citra justru berjalan seiring.
Tentunya,parpol harus melakukan langkah-langkah pembelajaran untuk
mendengarkan aspirasi publik.
“Jangan hanya memaksakan keputusan politik yang hanya berdasarkan
perspektif internal, ”tandasnya. Jika parpol tidak melakukan langkah
itu, akan timbul kesenjangan.Harus diketahui, ungkap Hajriyanto, salah
satu fungsi parpol adalah menangkap aspirasi rakyat.Jika kemudian
aspirasi tidak ditangkap, parpol akan mengalami kegagalan. “Kalau ada
yang tidak sejalan, artinya ada sesuatu yang salah,”paparnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Romahurmuziy (Romy) mengatakan, PPP siap meramaikan capres alternatif
untuk Pilpres 2014.Menurut dia, PPP selalu mengedepankan aspek
integritas, penerimaan, dan keterpilihan dari masyarakat dalam memilih
calon yang akan diusung.“Pokoknya nanti akan ada ‘Obama’ dari Indonesia,
”tandasnya. ??radi saputro/ nelly marlianti.
Mampukah Partai Nasdem melahirkan kader yang berintegritas dan berkapasitas ? Ini pertanyaan penting sekarang yang perlu dijawab oleh Nasdem , setelah simpang siurnya berita pencarian caleg Nasdem mereda .Nasdem dalam berita tersebut ditud
ing melakukan pembajakkan kader parpol lain .
Nasdem dituduh melembagakan money politik . Nasdem mengandalkan
dan mencari calegnya dari external untuk menghadapi pemilu 2014 nanti . Untuk menangkis tuduhan itu tiada jalan lain Nasdem harus segera jawab dengan melakukan rekruitmen politik
sendiri dan melakukan pendidikan politik yang diperlukan . Waktu masih
ada segeralah lakukan itu . Hidup Nasdem .... Hidup Restorasi .
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1433 H, Mohon maaf lahir bathin .
JAKARTA--MICOM: Partai NasDem siap menerima Jusuf Kalla apabila
partai politik lain mencoba menyia-nyiakan eksistensi mantan Wakil
Presiden itu dalam Pemilu 2014.
"NasDem siap menampung Jusuf Kalla sebagai capres dan Nasdem tidak
mau berdosa kepada negeri," kata Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan
NasDem Ferry Mursyidan Baldan saat acara berbuka puasa di kediaman
Jusuf Kalla di Jakarta, Minggu (5/8) malam.
Ia manyebutkan, JK merupakan salah seorang kader terbaik di negeri
ini. "Jadi sangat disayangkan apabila figur seperti JK disia-siakan
parpol dan tidak mengusungnya sebagai capres pada Pilpres 2014
mendatang," ujarnya.
Ketua DPP partai Golkar Priyo Budi Santoso yang juga hadir dalam
acara tersebut menilai, JK merupakan sosok figur yang unik dan pemikiran
barunya kerap membuat Priyo terkejut.
"Saya setuju-setuju saja bila JK maju kembali sebagai capres karena negeri ini butuh sosok seperti JK," ucapnya.
Hal senada dikatakan Ketua DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)
Akbar Faizal yang mengatakan sosok JK bukan milik Golkar. "Pak JK bukan
saja milik Golkar, bukan juga milik Nasdem tapi juga milik Hanura,"
terangnya.
Menanggapi yang disampaikan para tamu yang hadir, Kalla hanya
mengatakan singkat. "Saya hanya ingin berkarya karena negeri ini butuh
pemimpin yang tegas," katanya.
Pada kesempatan lain, salah satu Ketua DPP Golkar yang enggan
disebutkan namanya menyebutkan, secara popularitas dan kepemimpinan,
figur Jusuf Kalla jauh berada di atas capres Golkar Aburizal Bakrie.
(Che/OL-5)
Salah satu taipan berpengaruh di Indonesia ini sudah malang melintang
di dunia bisnis sejak tahun 70-an. Lewat payung Grup Saratoga dan Grup
Suryaraya, ia mengendalikan sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang
batu bara, infrastruktur telekomunikasi, operator telekomunikasi,
otomotif, agrobisnis, kimia, hotel, dan perdagangan.
Edwin Soeryadjaya lahir di Jakarta, 17 Juli 1949 dari pasangan pengusaha William Soeryadjaya
dan Lily Anwar. Seperti pada umumnya masyarakat Tionghoa yang dikenal
pandai berbisnis, Edwin pun mewarisi bakat berdagang dari ayahnya. Pria
yang wafat pada 2 April 2010 itu merintis usahanya sebagai pedagang
kertas hingga berhasil mendirikan perusahaan besar PT Astra
International.
Dengan gelar Bachelor of Business Administration dari University of
Southern California yang disandangnya sejak tahun 1974, Edwin pun mantap
mengikuti jejak orangtuanya. Karirnya dimulai pada 1978 di perusahaan
keluarga Soeryadjaya, Astra. Hampir sepuluh tahun setelah debutnya,
Edwin mulai dipercaya untuk menangani restrukturisasi keuangan di tubuh
PT Astra hingga tahun 1990 dan berhasil membawa PT Astra menjadi
perusahaan publik di Februari 1990, bahkan termasuk IPO (Initial Public
Offering) terbesar di Indonesia di masa itu.
Namun bukan perjuangan namanya jika tidak disertai aral dan
rintangan. Demikian pula yang pernah menimpa dinasti bisnis Soeryadjaya
saat Bank Summa yang dipimpin Edward, kakak kandung Edwin, terlilit
masalah pelik yang berujung pada lepasnya PT Astra. Mendapati kenyataan
pahit itu, seketika hatinya pun remuk, merasa kehilangan pegangan hidup
dan mengira dirinya sudah mati. Namun semangat dan optimisme dalam
menjalani hidup yang selalu diajarkan sang ayah, melecutkan nyalinya
untuk terus berusaha agar dapat kembali menjadi yang terbaik.
Pada Februari 1993, Edwin harus merelakan posisinya sebagai Vice
President Director Astra yang telah dipegangnya selama bertahun-tahun.
Setelah itu, putra kedua dari empat bersaudara ini mendirikan perusahaan
investasi miliknya sendiri. Tahun 1995, ia terlibat dalam perjanjian PT
AriaWest International dengan USWest yang sekarang bernama AT&T,
perusahaan telekomunikasi Amerika Serikat dan AIF. Masih di tahun yang
sama, pria bernama Tionghoa Tjia Han Pun ini juga sempat merambah bisnis
makanan dengan membuka gerai Carlâs Jr. di lantai II Gedung Bursa Efek
Jakarta. Selanjutnya pada 1997, Edwin mendirikan PT Advanced
Interconnect Technologies di Batam bersama New Bridge Capital yang
nilainya mencapai US$ 100 juta.
Dalam mendefinisikan wirausahawan,
Edwin mengatakan bahwa wirausahawan adalah seseorang yang mempunyai ide
yang bisa dikembangkan sebagai suatu usaha yang bisa menguntungkan
berbagai pihak.
Setahun kemudian, ayah tiga anak ini menggandeng pengusaha muda
Sandiaga Uno mendirikan perusahaan investasi dengan nama Saratoga
Capital. Perusahaan tersebut saat ini nilainya tak kurang dari ratusan
juta US$. Lewat payung Saratoga juga, Edwin mengendalikan sejumlah
perusahaan mulai dari batu bara, infrastruktur telekomunikasi, operator
telekomunikasi, hingga otomotif.
PT Adaro Energy, Tbk adalah salah satu perusahaan Saratoga di bidang
pertambangan batu bara yang didirikan tahun 2004 dimana nilai sahamnya
pernah masuk dalam jajaran saham unggulan (blue chips). Lewat Saratoga
juga, Edwin Soeryadjaya mengendalikan perusahaan infrastruktur telekomunikasi, PT Infrastruktur Menara Bersama.
Dari hasil bisnis inilah, Edwin Soeryadjaya
memperoleh kekayaan terbesarnya. Melalui Adaro Energy, Edwin
mengumpulkan kekayaan senilai 1,6 miliar dollar AS atau Rp 13,6 triliun
dan tercatat sebagai orang terkaya peringkat ke-13 dunia versi majalah
Forbes yang dirilis Maret 2011.
Pada tahun 1999, Astra menandatangani program restrukturisasi utang.
Hasilnya, konsorsium Jardine Cycle & Carriage menguasai 40 persen
saham Astra pada tahun 2000. Di tahun yang sama, tepatnya bulan Mei
2000, Edwin kembali berkiprah di Astra setelah ia terpilih sebagai salah
satu komisaris. Kini, selain berkonsentrasi di Astra, Edwin juga
menjadi tokoh utama di Suryaraya, grup usaha yang menggarap sektor
agrobisnis, kimia, hotel, perdagangan, dan lainnya. Sebagai anak yang
paling sering mendampingi almarhum William Soeryadjaya, Edwin agaknya ingin mewujudkan mimpi ayahnya yang memiliki obsesi di bidang agrobisnis.
Pada tahun 2011, Edwin Soeryadjaya
tengah mengincar beberapa bisnis baru. "Pengusaha selalu melihat
peluang di saat susah dan senang. Kita harus ada positive thinking untuk
melakukan yang terbaik dalam saat apapun," ujar Edwin saat ditemui
dalam sebuah forum temu alumni University of Southern California [USC]
di Jakarta seperti dikutip dari situs www.beritasatu.com.
Menurut peraih penghargaan "Entrepreneur of the Year" versi
Ernst&Young tahun 2010 ini, keadaan ekonomi saat ini membuka peluang
untuk niatnya itu. Ia mengungkapkan bahwa saat ini keadaan politik
Indonesia bisa dibilang stabil dan hal tersebut memberi kepercayaan diri
bagi investor.
Dalam kesempatan itu, Edwin pun menambahkan bahwa Saratoga Capital
baru saja menggandeng Tiger Airways untuk mengakuisisi Mandala Airlines.
Ia berharap ekonomi terus tumbuh sehingga mobilitas orang juga terus
tumbuh dan butuh transportasi. Edwin mengatakan, baik Saratoga dan Tiger
Airways sama-sama melihat bahwa masih banyak room to grow di sektor
industri ini. Namun menurutnya pula, terlalu dini untuk membicarakan
rencana IPO Mandala karena masih harus menunggu ijin terbang.
Masih di tahun 2011, Edwin Soeryadjaya masuk dalam daftar Ernst &
Young (E&Y) World Entrepreneur Of The Year 2011 Hall of Fame
bersama dengan 50 pengusaha kelas dunia lainnya. Ia mengungguli sejumlah
finalis antara lain Antarina SF Amir (High Scope Indonesia Institute),
Elang Gumilang (Elang Group), Erwin Aksa (Bosowa), dan Reggy Wijaya (PT
Tetra Konstruksindo).
E&Y mencatat, perjalanan kehidupan Presiden Komisaris PT Adaro
Energy Tbk ini mulai dari tahun 1993, saat keluarganya kehilangan
kendali atas perusahaan mereka yang nilainya milaran dollar AS. "Dengan
berbagai rintangan, Edwin berhasil membangun kembali kesuksesan yang
dulu hilang. Dan delapan belas tahun setelah perusahan Bapaknya runtuh,
Edwin berhasil masuk kembali sebagai orang yang dihormati dalam
komunitas bisnis di Indonesia," sebut lembaga ini seperti yang dilansir
situs berita Kompas.com.
Kini Saratoga menjadi salah satu kelompok usaha yang dihormati dan
bisa dihubungkan dengan integritas, transparansi, dan keuntungan.
"Melalui inovasi dan kepemimpinan dengan jiwa wirausaha, Saratoga
berhasil mengembangkan portofolio perusahaannya, termasuk ke dalam
sektor pertambangan, pelayaran, telekomunikasi, sumber energi, dan
pertanian," lanjut E&Y.
Sebagai orang yang telah puluhan tahun malang melintang di dunia
bisnis, Edwin memiliki sejumlah tips agar seseorang bisa menjadi seorang
wirausahawan yang berhasil dalam menggapai tujuan dari usaha yang
didirikannya. Edwin berpendapat, seorang wirausahawan harus mau berusaha
dengan gigih dan jangan mudah menyerah. Seseorang yang ingin menjadi
seorang wirausahawan juga harus memiliki kemauan yang kuat serta mimpi
untuk diwujudkan.
Dalam mendefinisikan wirausahawan, Edwin mengatakan bahwa
wirausahawan adalah seseorang yang mempunyai ide yang bisa dikembangkan
sebagai suatu usaha yang bisa menguntungkan berbagai pihak. Berbagai
stakeholder (pemangku kepentingan) yang harus diuntungkan adalah
pemerintah, konsumen, karyawan, dan pemegang saham. Ia juga melihat
Indonesia sebagai sebuah negara yang memiliki banyak kesempatan sehingga
ia mengutarakan harapannya agar semakin banyak pula orang di Indonesia
yang bertekad menjadi wirausahawan. muli, red
By Andar - Untuk Kelas Kota Makassar MAKASSAR, UPEKS–Anda berminat maju dalam Pilwalkot
Makassar? Jika iya, harus berpikir matang. Penyebabnya bukan karena
sengitnya persaingan, namun karena besarnya anggaran yang harus
disiapkan.
Jika tidak lolos jadi walikota, Anda dipastikan akan bangkrut dan menangis.
Untuk maju di Pilwalkot Makassar, sang calon harus menyiapkan dana
paling sedikit Rp30 miliar. Paling banyak Rp90 hingga Rp100 miliar.
Biaya itu digunakan untuk pengadaan artribut, biaya tim, konsultan
politik hingga membeli partai politik untuk dijadikan kendaraan.
Untuk membeli partai politik, juga tak tanggung-tanggung. Harganya
bervariasi, tergantung parpol apa dan bagaimana basis massa parpol
tersebut. Jika besar, maka dananya juga harus besar. Namun untuk kelas
di Makassar, satu kursi partai politik, biasanya dibeli Rp500 juta
hingga Rp1 miliar. Jadi kalau partai A memiliki 6 kursi di DPRD
Makassar, maka dia (parpol) harus menerima dana Rp6 miliar dari calon
yang akan menjadikan partainya sebagai kendaraan politik.
Itulah pandangan anggota Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Kota
Makassar, Yusuf Gunco, kepada Upeks. Menurutnya, meski dana tidak
menjamin kemenangan, namun kecukupan modal politik patut diperhitungkan.
Jika ingin memenangkan pertarungan, para kandidat diperkirakan harus
menyiapkan dana minimal Rp 30 miliar. Itu minimal.
“Popularitas bukan jaminan, tapi kekuatan modal harus
diperhitungkan,” paparnya. Kata dia, biaya sebesar Rp30 miliar digunakan
untuk banyak hal, dan ini bukan rahasia umum lagi, untuk bisa
bertarung, para kandidat harus memiliki dukungan dari partai politik
(parpol), atau biasa disebut dengan istilah perahu. “Bisa dibayangkan,
berapa uang yang harus dikeluarkan pasangan kandidat,” paparnya.
Selain itu, calon juga harus menyiapkan anggaran untuk membuat
atribut sosialisasi dan kampanye, seperti baliho, baju kaos. Anggarannya
tidak sedikit. Menjelang pelaksanaan pemilu, kandidat juga mengundang
artis ibu kota atau group band papan atas, ini membutuhkan biaya yang
luar biasa. “Tidak heran jika banyak calon walikota yang maju dan kalah
akhirnya stres atau gila, karena anggaran yang dihabiskannya cukup
besar,” papar Yusuf Gunco.
Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Dr Firdaus
Muhammad, menuturkan angka Rp30 miliar sebenarnya sangat tidak rasional.
Jika balon memiliki uang seperti itu, untuk apa lagi maju sebagai
walikota. sebab gaji walikota sangat sedikit.
Saat ini, sejumlah calon rata-rata memiliki anggaran pribadi sebanyak
Rp1 miliar hingga Rp2 miliar. Jika pun anggaran hingga Rp30 miliar
dapat dipastikan ada fanding dari luar. Setiap pengusaha yang membantu
calon walikota pasti punya maksud tertentu. Akibatnya, walikota akan
menjadi boneka para pemodal.
Selain itu, mahalnya biaya politik terkait pragmatisme di masyarakat,
khsusnya di partai politik. Saat ini, parpol cenderung menggunakan
istilah mahar untuk memberikan dukungannya. “Pragmatisme masyarakat juga
disebabkan kekecewaan terhadap kandidat. Banyak calon yang terpilih,
setelah itu tidak ingat dengan rakyatnya lagi.
Jadinya mendingan dapat duit dari memilih,” jelasnya, (25/7).
Kata dia, ada tiga yang harus dibiayai kandidat, yakni biaya promosi,
totalnya mencakup 30 persen dari total biaya, ini dimulai dari spanduk,
pertemuan dengan warga hingga bantuan-bantuan yang diberikan. Selain
itu, belanja politik. Ini terkait dengan partai politik yang akan
ditunggangi dan biaya tim sukses.
Bahkan untuk partai non parlemen saja bisa bernilai Rp100 juta. Maka
bisa dibayangkan jika memiliki kursi di DPRD. “Semua yang terlibat pasti
ingin mendapat keuntungan, walau itu cuma memasang baliho. Ini dimulai
dari pengurus kota, kecamatan hingga RT-RW,” paparnya. (mg03/ade)
Tanpa diduga, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI
Jakarta, Jokowi-Ahok, berhasil meraih suara terbanyak dalam putaran
pertama Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2012. Kemenangan Jokowi
terbilang mengejutkan karena selama ini hasil survei selalu menempatkan
kandidat nomor urut 3 itu di posisi kedua setelah Fauzi Bowo-Nachrowi
Ramli.
Apa rahasia di balik kesuksesan Jokowi-Ahok? Kedua kandidat dengan latar
belakang berbeda itu sengaja menyewa jasa konsultan politik dalam
menyiapkan strategi kampanye. Salah satunya adalah Cyrus Network.
Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi, mengatakan, kekuatan
kampanye Jokowi-Ahok ada pada "serangan darat". Serangan darat merujuk
pada taktik kampanye yang langsung bertemu dengan pemilih melalui
jaringan-jaringan yang dimiliki Jokowi-Ahok. "Kami menamakan para
pejuang di serangan darat ini sebagai pasukan infanteri. Sudah 15.000
relawan yang kami latih untuk menyosialisasikan program Jokowi-Ahok,"
kata Hasan, Jumat (13/7), saat dihubungi wartawan.
Dia menjelaskan, sebanyak 15.000 relawan itu dilatih dalam
mempresentasikan program-program Jokowi dengan cara yang lebih dekat
kepada pemilih. Setiap relawan bertanggung jawab pada 100-150 rumah di
setiap tempat pemungutan suara (TPS). Semua relawan di sebar ke setiap
wilayah di Jakarta. "Tidak ada pengonsentrasian wilayah karena kami
pikir Jakarta itu harus sapu bersih semua wilayah," ujar Hasan.
Relawan-relawan yang dimiliki Jokowi-Ahok juga terbilang kreatif karena
diisi anak-anak muda. Mereka sendiri yang berniat bergabung untuk
sekadar membantu penjualan baju kotak-kotak khas Jokowi hingga membantu
media sosialisasi.
Hasan menilai, kampanye dalam bentuk serangan udara, seperti spanduk,
baliho, hingga iklan di media massa, sebenarnya hanya untuk formalitas.
Kekuatan utama dari Jokowi bukan terletak pada iklan-iklan tersebut. "Di
iklan, Jokowi tidak bisa menampilkan program-programnya secara lengkap,
tetapi melalui pasukan infanteri itu bisa disebarkan visi-misi secara
lengkap," pungkas Hasan.
Berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas, Pilkada DKI Jakarta
dipastikan akan berlangsung dua putaran karena tidak ada calon yang
berhasil meraih 50 persen + 1 suara. Pada putaran pertama, dua pasangan
calon yang lolos ke putaran berikutnya adalah Jokowi-Ahok dengan 42,59
persen suara dan Foke-Nara dengan 34,32 persen suara.
Perolehan suara selanjutnya diikuti oleh Hidayat-Didik dengan 11,4
persen, Faisal-Biem 5,07 persen, Alex-Nono 4,74 persen, dan
Hendardji-Riza 1,88 persen.
Sebelumnya Intrepid bermitra dengan seorang wanita
pengusaha Indonesia yang bermukim di Jakarta, bernama Maya Miranda
Ambarsari dan suaminya Andreas Reza Nazaruddin. JAKARTA, Jaringnews.com - Kehadiran Surya Paloh sebagai salah satu pemegang saham
Intrepid Mining Limited membawa konsekuensi ia menjadi andalan
perusahaan Australia itu berhadapan dengan mitra lokalnya yang kini jadi
seterunya: PT Indo Multi Niaga (IMN). Menurut penelusuran Intrepid,
salah satu pemegang saham baru PT IMN mempunyai keterkaitan dengan
perusahaan yang masih berhubungan dengan kelompok bisnis keluarga
Soeryadjaya.
Bagaimana hubungan keluarga Soeryadjaya dengan PT IMN?
Dalam sebuah pernyataannya kepada bursa saham Australia, Intrepid
menyebutkan pemegang saham IMN yang diyakini menguasai 80 persen saham
perusahaan itu adalah PT Cinta Kasih Abadi, PT Selaras Karya Indonesia,
Andreas Tjahjadi dan Rahmad Deswandy.
Andreas Tjahjadi yang menjadi presiden komisaris pada IMN, adalah juga
direktur non-eksekutif pada Seroja Investment, sebuah perusahaan
berbasis di Singapura yang menangani pengangkutan batubara produksi
Adaro ke pelabuhan. Selain Andreas, direktur lainnya pada Seroja
Investment adalah Edwin Soeryadjaya, presiden komisaris Adaro Energy.
Hubungan kolegial inilah tampaknya yang dijadikan dasar bahwa ada
keterkaitan antara IMN dengan keluarga Soeryadjaya.
Sebetulnya, memburuknya hubungan Intrepid dengan mitra lokalnya, IMN,
sangat disayangkan oleh Intrepid sendiri. Colin Jackson, chairman
perusahaan tersebut mengatakan sama sekali tidak habis pikir mengapa
terjadi pergantian pemegang saham mendadak di PT IMN.
Pemegang saham PT IMN sebelumnya adalah seorang wanita pengusaha
Indonesia yang bermukim di Jakarta, bernama Maya Miranda Ambarsari dan
suaminya Andreas Reza Nazaruddin.
Intrepid dan IMN telah menandatangani perjanjian joint venture
(usaha patungan) yang memungkinkan Intrepid memiliki partisipasi
ekonomi sebesar 80 persen modal pada proyek Tujuh Bukit dan nantinya
akan dikonversikan menjadi kepemilikan atas IMN. Intrepid mengatakan
sejauh ini mereka telah mengeluarkan investasi mencapai US$ 100 juta.
Relasi Intrepid dengan mitra lokalnya itu mulai memburuk setelah pada
Juni lalu mereka mengingatkan Maya dan suaminya agar menghormati
perjanjian yang telah mereka setujui. Intrepid mendesak mitra lokalnya
agar segera mengubah status perusahaan menjadi PMA, sehingga kepemilikan
Intrepid bisa dikonversi menjadi 80 persen saham. Sejak itu, komunikasi
kedua belah pihak menjadi terputus.
Informasi lain menyatakan, sengketa atas pertambangan ini muncul karena
pemerintah Banyuwangi menuding IMN menjual saham ke Intrepid tanpa izin
Pemda. Pemda berpendapat menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara, perusahaan dilarang
mengalihkan sahamnya ke perusahaan asing tanpa rekomendasi dari
pemerintah.
Mampukah Surya Paloh menengahi permasalahan ini, atau justru masalahnya
akan bertambah buruk? Ini akan terjawab pada beberapa waktu mendatang. (Hal / Nky)
VIVAnews -
Ketua Garda Wanita (Garnita) Malahayati NasDem Bali, Putu Suprapti
Santy Sastra, dinonaktifkan partainya. Posisinya digantikan kader
perempuan lain yang sudah dilantik oleh Ketua Umum Partai NasDem,
Patrice Rio Capella.
Santy Sastra berjanji akan melakukan
perlawanan atas keputusan penonaktifan dirinya itu. "Saya merasa sudah
diperlakukan secara tidak adil oleh Nasdem," ungkap Santy, Rabu 31 Juli
2012.
Langkah yang dilakukan Santy adalah menggalang kekuatan
untuk melawan kebijakan Partai NasDem, yang disebutnya nonprosedural. Ia
kemudian menjelaskan awal mula dirinya bergabung dengan Ormas NasDem,
hingga akhirnya ada upaya untuk menyingkirkannya dari partai baru itu.
"Sebelum
ormas ini dibentuk di Bali tahun 2011, saya termasuk deklarator Ormas
NasDem. Boleh dibilang, saya termasuk satu-satunya perempuan yang pada
waktu itu menonjol," ucapnya.
Dalam perjalanan Ormas NasDem, ada
gerakan untuk membentuk Partai NasDem. Sekitar April 2011, Santy Sastra
dipercayakan untuk menjadi Ketua DPD Partai NasDem Kota Denpasar,
dengan Surat Keputusan (SK) yang sah. "Saya pun langsung bergerak, dan
membentuk kepengurusan sampai ke tingkat kecamatan. Saya juga
mengumpulkan 2.000 KTA bersama pengurus yang saya bentuk," jelasnya.
Selanjutnya
pada Mei 2011, Santy Sastra mendapatkan mandat untuk membentuk Garda
Wanita (Garnita) Malahayati NasDem Bali. Ia kemudian didaulat untuk
duduk sebagai Ketua DPW Garnita Malahayati NasDem Bali dan dilantik
secara resmi oleh Ketua Umum Garnita Malahayati NasDem Irma S Chaniago,
pada 30 Oktober 2011.
"Waktu pembentukan Garnita Malahayati Bali
ini saya menggunakan naluri wanita. Saya minta tolong sama Gus Oka
(Ketua DPW Partai Nasdem Bali Ida Bagus Oka Gunastawa) untuk memasukkan
orang-orangnya dalam struktur. Istrinya (Ida Ayu Danik Suardhani) bahkan
saya posisikan sebagai Sekretaris DPW Garnita Malahayati Nasdem Bali,"
tutur Santy Sastra.
Hanya saja, menurut dia, mereka yang
diakomodir dalam kepengurusannya ini pada akhirnya dimanfaatkan untuk
membangun gerakan guna menyingkirkannya. Buktinya pada April 2012, Santy
Sastra dipanggil dan diberi pilihan oleh Gus Oka. "Saya dibuat seperti
anak kecil yang diiming-imingi dan disuruh memilih, karena katanya tidak
boleh rangkap jabatan. Jadi saya harus memilih antara Garnita dan
Partai Nasdem. Saat itu, saya pilih Garnita dan lepas Partai Nasdem
begitu saja," ujarnya.
Selanjutnya Juli 2012, kata Santy Sastra,
Sekretaris DPW Partai NasDem Bali, Adi Saputra, menjanjikannya untuk
bergabung dalam kepengurusan partai. "Tetapi saya diberi syarat, yakni
harus meletakkan jabatan sebagai Ketua DPW Garnita Malahayati Nasdem,"
kata Santy.
Dia pun menolak. "Saya berpikir, keledai saja tidak
mau jatuh kedua kalinya. Orang bodoh juga pasti akan mengerti bahwa ada
permainan di sini." Sebab, bukan hanya Santy saja yang diminta untuk
menanggalkan jabatan, namun pengurus yang dibentuknya juga dibubarkan.
"Saya
sudah bentuk empat DPD Garnita, yakni Denpasar, Badung, Tabanan dan
Gianyar. Itu sebabnya saya bersama pengurus menolak untuk bubar dan
tetap bertahan," kata Santy Sastra.
Pilihan untuk bertahan ini
dilakukan Santy Sastra, juga setelah berkoordinasi dengan Ketua Umum
Garnita Malahayati NasDem Irma S Chaniago. "Dia sampaikan bahwa jangan
mau menyerah dan harus dilawan. Apalagi saya juga sudah melakukan banyak
kegiatan selama memimpin Garnita Malahayati NasDem Bali," katanya.
Namun
di tengah upaya untuk bertahan dan melakukan perlawanan ini, Santy
Sastra kembali diberikan kejutan. Ia diberikan kabar bahwa kepengurusan
yang sudah dibentuknya sudah dibubarkan. Pengurus baru Garnita
Malahayati dan Garda Pemuda NasDem Bali yang baru pun sudah dilantik
oleh Ketua Umum DPP Partai Nasdem Rio Capella, pada saat Rakorwil DPW
Partai Nasdem Bali, 25 Juli 2012.
"Terus terang kalau menuruti
kata hati saya, sebetulnya saya ingin lepas. Tetapi saya mendapat
dukungan dari pengurus yang saya bentuk, KPPI dan juga teman-teman LSM.
Mereka tidak mau perempuan dianiaya, apalagi saya masih pegang SK dari
pusat. Jadi saya tetap bertahan. Saya tetap pertahankan kepemimpinan
saya, ini sampai benar-benar ada pencabutan sesuai prosedur organisasi
yang sah," katanya,
Santy Sastra merasa kecewa, karena ia menilai
ada intervensi, campur tangan dan arogansi partai terhadap organisasi
sayap di Nasdem. Ia juga menyayangkan pihak-pihak yang menyebut bahwa
dirinya telah mundur dari Nasdem.
"Jadi tidak benar kalau
dibilang saya mundur. Justru mereka yang meminta saya untuk melepas
jabatan. Saya tidak butuh Nasdem. Tetapi saya tidak mau dibengkokkan.
Lebih baik patah daripada bengkok. Harga diri masalahnya," katanya. Nasdem: Sesuai Prosedur
Sebelumnya,
Sekretaris DPW Partai NasDem Bali, Ida Bagus Adi Saputra, menyampaikan,
pemberhentian Santy Sastra berdasarkan hasil evaluasi serta melalui
rapat dan diskusi yang matang. Evaluasi yang dilakukan DPW Partai NasDem
Bali tersebut, kata dia, telah dikonsultasikan dengan Dewan Pembina
Partai NasDem Bali. "Jadi dengan demikian, pemberhentian Ibu Santy dari
Ketua Garnita Malahayati Nasdem Bali sudah sah. Itu sudah melalui
mekanisme yang benar," ujar Adi Saputra, Selasa 31 Juli 2012 malam.
Ia
menjelaskan, setelah menonaktifkan Santy Sastra, telah ditunjuk Luciana
Ayu Sukmawati sebagai Ketua DPW Garnita Malahayati NasDem Bali. "Ibu
Luci bersama kepengurusannya telah dilantik oleh Ketua Umum Partai
Nasdem Patrice Rio Capella, pada 27 Juli 2012," ujar Adi Saputra.
Ia
membantah keras sinyalemen yang menyebutkan bahwa penonaktifan Santy
Sastra dilakukan tanpa melalui mekanisme, apalagi disebut penuh rekayasa
serta intrik politik. "Tidak ada rekayasa, apalagi ada intrik politik
untuk mendepak Ibu Santy. Semua sudah dilakukan sesuai mekanisme yang
benar dalam organisasi," katanya.