TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-Buku Anas Urbaningrum Dalam Sorotan Status Facebook Tumbal Politik Cikeas, karya Ma'mun Murod Al-Babasy, mengundang penasaran Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo Hari Sarundajang.
Apalagi hingga kini dia masih belum membaca buku yang namanya turut diungkap dalam buku tersebut mengenai rivalitas antara Susilo Bambang Yudhoyono dan (SBY) Anas terkait pemilihan Ketua DPD Partai Demokrat di daerah-daerah.
Ma'mun Murod mencontohkan kemarahan SBY ketika Sinyo Hari Sarundajang, Gubernur Sulawesi Utara yang juga Ketua DPD Sulawesi Utara Partai Demokrat, terjungkal dalam musyawarah daerah di Hotel Peninsula, Manado, 6-7 April 2011. Kala itu dalam pemilihan Ketua Partai Demokrat Sulawesi Utara, Sarundajang kalah telak dari Vicky Lumentut, Wali Kota Manado dengan perolehan 11 suara banding tiga untuk Vicky.
"Saya belum membaca bukunya," ungkap dia, saat ditemui Tribun, usai diwawancarai Pra-Konvensi oleh Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat di Wisma Kodel, Jakarta, Rabu (28/8/2013).
"Saya tertarik dong membacanya. Anda punya bukunya. Saya tertarik membacanya," sambung Sarundajang.
Dia juga menanyakan apa yang ditulis dalam buku Anas. "Yang ditulis di situ mengenai saya apa?" tanyanya kepada Tribun.
Buku itu berkisah mengenai kedekatan dan keinginan kuat SBY agar Sarundajang terpilih sebagai Ketua DPD Sulawesi Utara Partai Demokrat, juga diakuinya terjadi saat itu. Namun, realitas di bawah, DPC-DPC justru menyatakan penolakannya terhadap Sarundajang dan lebih melirik Vickyt. Melihat realitas politik saat itu, tulis Ma'mun, Anas Urbaningrum yang selalu mencoba bersikap demokratis dan proporsional, benar-benar menyerahkan sepenuhnya kepada DPC-DPC.
Kemarahan SBY pun disebutkan meledak. "SBY mengirim SMS ke Anas Urbaningrum yang isinya bernada ancaman," kata Ma'mun, mantan Sekretaris Departemen Agama DPP Partai Demokrat yang dikenal sebagai loyalis Anas dalam buku itu.
Namun pada intinya melalui SMS tersebut SBY menyebut Anas sudah tidak loyal. "SBY akan bikin perhitungan dengan Anas Urbaningrum, begitu menurut Anas Urbaningrum," tulis Ma'mun di buku setebal 282 halaman tersebut.
Semua kisah itu tidak dipungkiri Sarundajang. Namun baginya, kejadian tak terpilihnya dia menjadi Ketua DPD adalah kisah masa lalu.
"Saya mau baca, walaupun itu masa lalu lah. Kita lihat ke depan saja sekarang," ucapnya sambil mengaku sampai saat ini sudah tidak lagi menjalani kontak dengan Anas yang kini sudah ditetapkan tersangka oleh KPK ini.