Minggu, 25 Mei 2014
Kamis, 22 Mei 2014
Jokowi Bikin Para Menteri Terpelongo
Desi Angriani - 21 Mei 2014 15:02 WIB
Metrotvnews.com, Jakarta: Pesona Joko Widodo ternyata mampu membuat para menteri terpelongo. Gubernur DKI Jakarta ini bicara visi misi di depan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Keuangan Chatib Basri, Menteri Perekonomian Chairul Tanjung dan Gubernur BI Agus Martowardoyo saat menghadiri Rakornas V Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) 2014.
Jokowi mengatakan komunikasi menjadi masalah utama antara pemerintah pusat dengan daerah. Selama ini, kata dia, komunikasi yang terjalin antara keduanya sangat kurang, sehingga berimbas pada stabilitas harga di tiap daerah.
"Pengalaman yang kita lihat di lapangan, hanya masalah komunikasi antara pusat dengan Gubernur dan Wali Kota, komunikasi ini harus rutin setiap bulan," ucapnya di hadapan para menteri dan ratusan hadirin di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (21/5/2014).
Mengenakan batik lengan panjang bercorak cokelat, Jokowi dengan mantap berbicara di depan podium. Banyak para tamu berdecak kagum terutama saat bicara soal pengurangan jumlah impor. Jokowi menyebut Pemrov DKI Jakarta telah bekerja sama dengan Pemrov Sulawesi Selatan, Lampung dan NTT.
"Kemarin saya main ke Sulsel, ada surplus beras 2,6 juta ton. Detik itu juga saya tanda tangan dengan Gubernur Sulsel dan berasnya langsung dikirim ke Jakarta. Ketakutan saya jika tidak distok dari Sulsel, nanti diisi beras impor. Saya ingin mencegahnya, walaupun saat beras sudah datang, Jakarta masih ngutang. Di Lampung juga buah dan sayur melimpah, untuk apa kita impor," beber Mantan Wali Kota Surakarta ini.
Mendengar itu, Gamawan Fauzi tampak serius sambil menopangkan tangan di dagunya. Sementara Chairul Tanjung terlihat mengangguk-angguk sembari tersenyum.
Gamawan mengatakan kerja sama antardaerah yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan harus ditiru oleh provinsi dan daerah lainnya.
"Kerja sama yang dilakukan Pak Jokowi kemarin dengan pemprov Sulsel bagus sekali. Jakarta kekurangan beras, Sulses kelebihan beras. Memang harus seperti itu, satu daerah kekurangan namun ada satu daerah yang kelebihan, saling melengkapi," papar Gamawan.
Sementara untuk memudahkan kerjasama antardaerah, lanjut Jokowi, dibutuhkan infrastruktur laut yang memadai, seperti pembangunan tol laut di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Jokowi mengatakan ini bertujuan agar biaya kirim lebih murah.
"Harus dibangun biar biaya kirim murah. Masak biaya kirim dari Jawa ke Eropa lebih murah daripada ke Papua. Di Belawan, Papua, ada deep seaport, tiap hari ada kapal besar, saya yakin harga semen di Jawa Rp50 Ribu di Papua juga sama, biar keadilan merata. Kemudian di NTT, 40 Ribu sapi bisa sebenarnya sekali angkut, tapi kapal kita cuma 200 sekali angkut," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya mengatakan pemikiran Jokowi ini patut untuk diimplementasikan oleh pemerintah pusat maupun daerah.
"Saya setuju dengan pemikiran Pak Jokowi, agar harga di Jawa sama di Papua," katanya. (BOB)
Benarkah Prabowo Subianto Diusir dari Cendana karena Dianggap Khianati Soeharto ?
Cerita ini berasal dari Bondan Winarno yang membeberkan mengapa Prabowo sang Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu keluar dari Cendana. Selain membantah tentang penculikan aktivis dan mahasiswa yang dilakukan Prabowo, caleg Partai Gerindra Bondan Winarno juga membeberkan perihal rumah tangga Prabowo.
Sebagaimana diketahui masyarakat Indonesia, Prabowo sebelumnya menikah dengan Siti Hediyati Hariyadi alias Titiek Soeharto pada tahun 1983. Tragisnya ketika itu, tak lama setelah Soeharto lengser, pasangan Prabowo Subianto - Titiek Soeharto lalu bercerai di tahun 1998.
Menurut Bondan, tidak benar jika Prabowo cerai dengan Titiek Soeharto lantaran tidak mengurusi keluarga.
“Tuduhan pertama: @Prabowo08 cerai karena tidak becus mengurus keluarga,” ujar Bondan lewat akun Twitter-nya @PakBondan yang dikutip merdeka.com, Senin (31/3).
Kenapa Prabowo Subianto diusir dari Cendana? Menurut Bondan Winarno, memang benar bahwa Prabowo diusir dari Cendana. Prabowo diusir karena dua hal.
“@Prabowo08 dianggap mengkhianati keluarga Cendana karena dua hal: Berani menganjurkan Presiden Suharto untuk mundur. @Prabowo08 tidak gunakan senjata dan malah membiarkan demonstran masuk ke kompleks DPR/MPR,” tegas Bondan Winarno.
Dalam memasuki Partai politik, Bondan Winarno mengaku tidak asal dalam menentukan partai. Bondan terlebih dahulu menelusuri rekam jejak Prabowo Subianto sebelum akhirnya bergabung dengan Gerindra. Bondan juga menyebut Prabowo adalah pemimpin legendaris di Kopassus.
“@Prabowo08 pastikan kesejahteraan semua prajuritnya. Di medan perang, @Prabowo08 selalu pimpin dari garis terdepan. Saat memimpin Kopassus, kualitas kepemimpinan @Prabowo08 legendaris. Sampai sekarang anak buahnya masih loyal,” tulis Bondan Winarno di akun Twitter-nya. (Islam Institute – al/merdeka.com)
Incoming search terms:
Selasa, 20 Mei 2014
Disukai Partai Kongsi dan Kiai, JK Jadi Cawapres
SELASA, 20 MEI 2014 | 07:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memilih Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden pendamping Jokowi setelah mendengar masukan dari mitra koalisi pengusung Jokowi. Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Achmad Basarah mengatakan semua partai koalisi dan tokoh agama yang ditemui Jokowi mengajukan satu nama: Jusuf Kalla.
"Setelah mempertimbangkan berbagai aspek termasuk mendengarkan dan membaca pandangan dari internal partai, ketua umum partai pengusung, dan Jokowi. JK, inisial Jusuf Kalla, adalah kandidat yang namanya direkomendasikan oleh semua partai pengusung Jokowi dan juga tokoh-tokoh agama yang ditemui Jokowi," katanya kepada Tempo di Jakarta, Senin, 19 Mei 2014. (Baca: Dukung Jokowi, Projo Tak Puas Jusuf Kalla Cawapres)
Ia mengatakan keputusan memilih JK baru dilakukan kemarin malam, Ahad, 18 Mei 2014. JK, kata dia, dipilih karena dinilai berpengalaman dalam pemerintahan. Selain itu, hasil survei internal partai juga menunjukkan angka tertinggi jika JK dipasangkan dengan Jokowi. "Kiai-kiai NU banyak yang merekomendasikan JK. Jokowi dan JK sudah saling mendukung sejak Jokowi mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI tahun 2012," ucap Basarah.
Menurut dia, keputusan memilih JK juga diambil Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meskipun kalangan internal partai mengusung Puan Maharani. "Megawati juga telah membuktikan sekali lagi kenegarawanannya dengan tidak mengabulkan usulan dari internal agar Puan menjadi cawapres," katanya.
Ketua PDIP Puan Maharani yang juga putri Megawati, Basarah menjelaskan, juga dapat menerima keputusan Ketua Umum PDIP dan langsung memberikan dukungan kepada pasangan Jokowi-JK. (Baca: Almisbat: JK Ganggu Jokowi, Kami Hajar)
Basarah mengatakui bahwa beberapa nama, seperti Abraham Samad, Mahfud Md., dan Ryamizard Ryacudu punya pendukung sendiri di kalangan internal dan eksternal PDIP, termasuk dari Jokowi. Namun, pada akhirnya Jokowi memilih satu nama dari kandidat-kandidat terbaik itu.
ANANDA TERESIA
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memilih Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden pendamping Jokowi setelah mendengar masukan dari mitra koalisi pengusung Jokowi. Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Achmad Basarah mengatakan semua partai koalisi dan tokoh agama yang ditemui Jokowi mengajukan satu nama: Jusuf Kalla.
"Setelah mempertimbangkan berbagai aspek termasuk mendengarkan dan membaca pandangan dari internal partai, ketua umum partai pengusung, dan Jokowi. JK, inisial Jusuf Kalla, adalah kandidat yang namanya direkomendasikan oleh semua partai pengusung Jokowi dan juga tokoh-tokoh agama yang ditemui Jokowi," katanya kepada Tempo di Jakarta, Senin, 19 Mei 2014. (Baca: Dukung Jokowi, Projo Tak Puas Jusuf Kalla Cawapres)
Ia mengatakan keputusan memilih JK baru dilakukan kemarin malam, Ahad, 18 Mei 2014. JK, kata dia, dipilih karena dinilai berpengalaman dalam pemerintahan. Selain itu, hasil survei internal partai juga menunjukkan angka tertinggi jika JK dipasangkan dengan Jokowi. "Kiai-kiai NU banyak yang merekomendasikan JK. Jokowi dan JK sudah saling mendukung sejak Jokowi mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI tahun 2012," ucap Basarah.
Menurut dia, keputusan memilih JK juga diambil Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meskipun kalangan internal partai mengusung Puan Maharani. "Megawati juga telah membuktikan sekali lagi kenegarawanannya dengan tidak mengabulkan usulan dari internal agar Puan menjadi cawapres," katanya.
Ketua PDIP Puan Maharani yang juga putri Megawati, Basarah menjelaskan, juga dapat menerima keputusan Ketua Umum PDIP dan langsung memberikan dukungan kepada pasangan Jokowi-JK. (Baca: Almisbat: JK Ganggu Jokowi, Kami Hajar)
Basarah mengatakui bahwa beberapa nama, seperti Abraham Samad, Mahfud Md., dan Ryamizard Ryacudu punya pendukung sendiri di kalangan internal dan eksternal PDIP, termasuk dari Jokowi. Namun, pada akhirnya Jokowi memilih satu nama dari kandidat-kandidat terbaik itu.
ANANDA TERESIA
Senin, 19 Mei 2014
Langganan:
Postingan (Atom)